TANJUNGPINANG -Narasumber Workshop Hibah Dikti Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi Jurusan Ilmu Kelautan hari ke-2, Sofyan Hussein Siregar, Ph.D menyampaikan kepada para dosen jurusan Ilmu Kelautan (IKL) UMRAH bahwa dalam menyusun kurikulum terkadang bisa sampai memakan waktu lama bahkan hingga Bentrok antar dosen karena terkadang ego terhadap mata kuliah yang diasuhnya masih tinggi dan belum tercapai kesamaan persepsi. “UNRI saja bisa memakan waktu 2 tahun” katanya, Sabtu (20/10) di Meeting Room Aston Tanjungpinang .
“Perkembangan Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Provinsi tentu akan menyebabkan Perubahan lingkungan, kondisi dan situasi ini akan menjadi dasar bagi penyusunan kurikulum yang relevan” ujar Pria yang menamatkan Doktoralnya di Kyoto University Japan ini.
Lebih lanjut, Sofyan memaparkan bahwa perubahan situasi dan kondisi eksternal ini dapat menjadi identifikasi Peminatan dari Jurusan Ilmu Kelautan, Misalnya peminatan Bioteknologi Kelautan harus didukung dengan mata kuliah pendukung seperti rekayasa laut, kimia bahan alam, Begitu juga dengan Peminatan Konservasi, harus didukung oleh mata kuliah yang relevan.
“intinya lulus nanti mau jadi apa?” pungkas Sofyan. Lanjutnya, Alumni UMRAH nantinya minimal harus mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di Kepri misalnya Masalah Mangroove, apabila hal ini dapat dilakukan oleh alumni UMRAH maka jurusan Ilmu Kelautan UMRAH dapat dikatakan berhasil menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi.
“Jadi tidak perlu harus memanggil IPB sekedar hanya untuk melakukan Penelitian terhadap masalah Pesisir dan laut di Lingkungan Kepulauan Riau” Tegas Sofyan.
Menurutnya Ciri khas Jurusan juga harus difikirkan oleh pengelola jurusan. Jurusan Ilmu Kelautan UMRAH misalnya diarahkan untuk memiliki ciri khas keahlian misalnya Mapping dan Penyedia Informasi wadah isi dan tingkah laku. Kompetensi tersebut tak akan dapat dicapai tanpa memiliki dasar pengetahuan apa itu ikan dan Lingkungannya sebelumnya.(dip)