Dekan FT UMRAH, Dr Irdam Adil (kanan) menjelaskan Fitur dan Cara Kera Sistem Pemantau Pasang surut berbasis SMS dan GPS. (Foto:Adi Pranadipa)
Dekan FT UMRAH, Dr Irdam Adil (kanan) menjelaskan Fitur dan Cara Kera Sistem Pemantau Pasang surut berbasis SMS dan GPS. (Foto:Adi Pranadipa)

Batam (umrah.ac.id)-Sivitas akademika Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji berhasil menciptakan sistem pemantauan pasang surut air laut dengan memanfaatkan teknologi sederhana berbasis SMS. Proyek penelitian gabungan dari Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Informatika ini merupakan ide dari Dekan Fakultas Teknik, Dr. Irdam Adil, MT yang selama ini meneliti tentang Hidrografi dan M. Iqbal, Pengelola Laboratorium Jurusan Elektro.

“Dari segi software dibangun oleh Jurusan Teknik Informatika, kemudian dari segi hardware dirakit oleh Jurusan Teknik Elektro di UMRAH.” ujar Dr.Irdam Adil di sela-sela Seminar Intenasional Hidrografi di Hotel Harmony One,Batam(27/8). Di Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh Masyarakat Hidrografi Indonesia ini, UMRAH melalui Fakultas Teknik ikut ambil bagian dalam Pameran Teknologi Hidrografi yang disempenakan dengan Seminar Intenasional yang dihadiri oleh berbagai peserta dari Institusi dalam Negeri seperti ITB, Badan Informasi Geospasial, Dishidros Angkatan Laut dan Perusahaan-perusahaan luar negeri maupun dalam negeri yang memiliki core -bussiness Maritim.

Dr. Irdam kemudian menjelaskan lebih lanjut bagaimana cara kerja alat yang turut dipamerkan dalam acara Seminar Internasional ini. “Alat ini memiliki dua komponen, yaitu stasiun pengukuran yang diletakkan di pelabuhan Tanjungpinang. Alat tersebut dipasangi sensor robotik atau biasa dikenal dengan nama mata robot kemudian dilengkapi dengan Mikrokontroler, GPS, serta telepon seluler yang akan mengirimkan SMS berisikan data pengukuran terkini kepada telepon seluler yang digunakan sebagai penerima data” jelas Dr.Irdam.

Kemudian komponen berikutnya adalah Laptop atau komputer yang sudah dipasang aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan data yang dikirimkan kepada telepon seluler penerima data yang terhubung dengan laptop/desktop melalui kabel USB. Data yang ditampilkan pada aplikasi adalah data real-time per-dua detik sekali. Kedua komponen ini juga didukung oleh aplikasi pemetaan yang dibangun sendiri untuk mendeteksi posisi stasiun dan alat penerima berbasis Google Earth yang kini sudah terbuka lisensi source-codenya. Untuk modul GPSnya digunakan telpon seluler berbasis Android yang memiliki fitur GPS dengan aplikasi khusus yang dirancang utk tersinkronisasi dengan aplikasi pemetaan yang dibangun.

Walaupun menggunakan teknologi sederhana yang mengandalkan sinyal GSM , namun cukup banyak juga pengunjung stan pameran UMRAH yang ingin tahu bagaimana cara kerja alat dan sistem yang dirancang dan dirakit dalam waktu hanya empat bulan tersebut.

Menurut Dr.Irdam, alat ini rencananya akan dipasang di seluruh wilayah Kepri untuk memudahkan nelayan mendapatkan informasi jika hendak turun melaut. “Jadi nanti kalau ini sudah terpasang, Nelayan tinggal mengirimkan sms dengan isi pesan PASUT lalu sistem akan membalas dengan mengirimkan informasi tinggi gelombang kepada nelayan,sehingga nelayan bisa memutuskan apakah bisa mereka turun ke laut berdasarkan informasi yang diterima” ujar Dekan FT UMRAH ini  .(dip)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini