KARYA – Mahasiswa FT UMRAH, Puja Setia sedang menunjukkan purwarupa hasil karyanya. Ft: Ist
KARYA – Mahasiswa FT UMRAH, Puja Setia sedang menunjukkan purwarupa hasil karyanya. Ft: Ist
KARYA – Mahasiswa FT UMRAH, Puja Setia sedang menunjukkan purwarupa hasil karyanya. Ft: Ist

DOMPAK (RM) -Sebuah karya spektakuler  tak selamanya  membutuhkan peralatan mahal. Seorang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Maritim Raja Ali Haji berhasil menciptakan alat pendeteksi batas wilayah laut bagi nelayan.

Posisi wilayah Provinsi Kepulauan Riau sangat strategis karena berdekatan dengan selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan Singapura, menjadikan wilayah ini magnet bagi munculnya pelanggaran nelayan dalam melewati batas wilayah laut Indonesia.

Tidak hanya itu, banyaknya ancaman dan rasa ketidak nyamanan yang di terima nelayan dalam mencari ikan di laut terutama di kawasan perbatasan.Tingkat pengetahuan nelayan tentang batas wilayah laut  Indonesia masih rendah, karena permasalahan kapal nelayan belum sepenuhnya dilengkapi dengan peralatan modern yang memberikan informasi batas laut.

Puja Setia mengatakan,  “Dalam Buku BNPP juga dijelaskan bahwa diplomasi terkait batas wilayah perbatasan laut dengan negara tengga masih belum terlaksana dan terkelola dengan baik.”

Sementara itu  alat yang diberi nama GPS alarm over limit sebagai monitoring batas wilayah laut, diciptakan untuk membantu para nelayan, khususnya para nelayan Kepulauan Riau umumnya bagi nelayan Indonesia untuk  mengetahui batas keamanan berlayar di wilayah perbatasan.

Sistem kerja alat ini berupa indikator warna lampu yaitu lampu hijau yang memberikan informasi tentang posisi kapal nelayan yang masih berada diwilayah laut Indonesia, lampu kuning memberikan informasi posisi kapal nelayan berada diperbatasan laut Indonesia, dan lampu merah memberikan informasi posisi kapal nelayan berada di luar perbatasan laut indonesia.

Alat canggih yang diciptakan mahasiswa 21 tahun ini, merupakan hasil kerjasama dengan pihak kampus yang merupakan dosen dari Fakultas Teknik, Rozeff Pramana dan Hengki Irawan dari Fakultas Ilmu Kelautan & Perikanan. Keduanya merupakan dosen dari dua Fakultas yang senantiasa membimbing demi terciptanya alat canggih tersebut.

“Dalam pembuatan alat ini saya dibimbing oleh dua dosen satu dari teknik dan satu lagi dari kelautan dan tentunya mereka memiliki peran masing-masing bagi saya untuk berkonsultasi,” bebernya lagi.

Aksi yang dilakukan Mahasiswa Teknik elektro semester enam ini, mendapat dukungan positif dari rektor UMRAH, Syafsir Akhlus.

“Sangat mendukung sekali, karena disini khususnya di Tanjungpinang  merupakan wilayah maritim, yang sebagian penduduk bekerja sebagai nelayan, dan mudah-mudahan dengan adanya  alat yang diciptakan oleh mahasiswa teknik ini biasa membantu para nelayan untuk mengantisispasi terjadinya penangkapan ikan tanpa melewati batas wilayah Indonesia,” ungkapnya, saat ditemui di kampus Dompak.

Hingga kini alat pendeteksi ini belum sepenuhnya direalisasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat luas. Mengingat belum mendapat dana yang cukup dari pemerintah setempat untuk memproduksi secara massal alat tersebut dan belum berhak untuk diperjual-belikan. (Ade Sopyan/Risalah Maritim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini