TANJUNGPINANG – Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat (BKS-PTN Barat) gelar Seminar Internasional dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) 2019 di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Sabtu (28/9) bertempat di Aula Kantor Gubernur Kepri Balairung Wan Seribeni, Dompak
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEMIRATA berhasil mendatangkan berbagai pembicara dari beberapa negara
Rektor UMRAH sekaligus Ketua BKS-PTN Wilayah Barat, Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc dalam sambutannya menerangkan bahwa BKS-PTN Barat minimal akan menggelar seminar internasional dua kali dalam setahun, yang sebelumnya telah dilaksanakan di Palembang. “Berkat lobi dan usulan Dekan FKIP Assoc. Prof. Dr. Abdul Malik, M.Pd maka seminar internasional kedua tahun 2019 berhasil digiring ke Kepri ini,” ucap Rektor Akhlus
“Maka UMRAH yang ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraanya. Dan akhirnya kita sepakati seminar ini disejalankan dengan hari jadi ke-17 Provinsi Kepulauan Riau,” tambahnya
Rektor Akhlus juga menerangkan bahwa Semirata ini nantinya akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi apa saja yang harus diperbuat oleh pihak terkait. Contohnya Bahasa maka rekomendasinya akan disampaikan kepada Badan/kantor Bahasa
“Seminar Internasional BKS-PTN Barat 2019 ini akan Lahirkan Rekomendasi untuk Kemajuan Kepri”
– Prof. Akhlus
Termasuk juga pemanfaatan teknologi, apa yang harus dibuat sehingga pemanfaatan teknologi dalam bidang bahasa dan seni budaya ini bisa maksimal. Termasuk Pantun yang pernah diupayakan untuk diusulkan menjadi warisan budaya dunia
“Kami dari UMRAH telah berhasil mencatatkan rekor MURI berbalas Pantun secara spontan selama 10 jam, 10 menit, 10 detik itu juga termasuk salah satu upaya supaya pantun itu keberadaannya dikesan oleh dunia,” ungkapnya
SEMIRATA BKS-PTN Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya akan membuahkan kesepakatan dari hasil pemikiran dan kajian yang dapat dimanfaatkan pemerintah
“Kegiatan ini untuk mendukung kemajuan daerah, termasuk mengembangkan Pulau Penyengat sebagai pusat pengembangan budaya, bahasa, sastra dan seni,” tutup Rektor Akhlus dihadapan peserta SEMIRATA
Pada kesempatan yang sama, Plt. Gubernur Kepri H. Isdianto menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara
Isdianto menjelaskan bahwa Universitas Maritim Raja Ali Haji layak menjadi tuan rumah dalam kegiatan itu karena selama ini berhasil menggelorakan kaidah Bahasa Indonesia kepada anak bangsa, dan melahirkan cukup banyak sastrawan muda. Dia juga mengapresiasi peneliti dari 21 Perguruan Tinggi di Indonesia maupun Luar Negeri membahas Bahasa, sastra, budaya dan seni di Kota Tanjungpinang ini
Menurutnya Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang juga salah satu pusat perkembangan budaya dan sastra di Indonesia sehingga layak dikaji lebih mendalam agar berkembang pesat. Penyengat, sebagai pulau yang disepakati sebagai cikal bakal lahirnya Bahasa Indonesia memiliki potensi yang besar
Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, Isda Pramudiati memastikan kegiatan ini memberi kontribusi kepada perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat
Kontribusi berupa pemikiran dan hasil kajian dari para dosen dan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi negeri di wilayah bagian barat Indonesia
(Rendi/Humas)
Foto : Adi Pranadipa (@adipranadipa)