Rektor UMRAH, Dr. Agung Dhamar Syakti, dan Raja Malik Hafrizal berbincang

Pulau Penyengat – Langit biru dan awan cerah seolah menyambut perjalanan ziarah budaya Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) periode 2020-2024, Dr. Agung Dhamar Syakti dan istri ke Pulau Penyengat Minggu pagi, 31 Mei 2020. 

Di pulau yang menjadi hadiah perkawinan Sultan Mahmud kepada Engku putri Raja Hamidah ini Dr. Agung ingin menyempurnakan keinginannya untuk ziarah ke makam Raja Ali Haji setelah dilantik sebagai Rektor UMRAH. 

Raja Ali Haji sendiri adalah pahlawan nasional dari Pulau Penyengat di  bidang bahasa dan kebudayaan yang banyak menulis karya yang termahsyur di pelbagai bidang ilmu seperti Sastra, Sejarah, Agama, Hukum dan Pemerintahan Melayu. 

Gurindam Dua Belas yang termahsyur itu adalah magnum opus dari cucu dari Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah ini .Selain Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji juga bisa dianggap sebagai peletak dasar gramatika Bahasa Melayu yang kelak disebut Bahasa Indonesia. 

Dua karya Raja Ali Haji menjadi peletak cikal bakal Bahasa Indonesia yakni Bustan al-Katibin, sebuah karya yang mendeskripsikan tata cara penulisan bahasa Melayu yang sesuai dengan ejaan Arab-Melayu. Selain itu ada pula Kitab Pengetahuan Bahasa yang merupakan kamus bahasa Melayu, yang pada awalnya terbit pada tahun 1929 di Singapura.

Di Bidang Hukum dan Pemerintahan Melayu, Raja Ali Haji menulis pula Thamarat Al Muhimmah dan Muqqadimah fi Intizam. 

Sebagai Universitas Maritim yang menyandang nama Raja Ali Haji,tentu ziarah budaya ini merupakan suatu perjalanan batin tersendiri bagi Dr. Agung yang akan menakhodai UMRAH selama empat tahun kedepan. 

Ziarah Budaya ke Pulau Penyengat ini baginya seperti menggali inspirasi lebih tentang bagaimana Pengembangan UMRAH sebagai pusat Keunggulan Tamadun dan Budaya Maritim di regional ASEAN. 

Pulau Penyengat sendiri dalam lintasan sejarahnya adalah gudang ilmu dan pusat peradaban melayu. Berbagai Karya Keilmuan lintas bidang ditulis di Pulau yang menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional ini. Mulai dari Sastra, Budaya, Politik, Hukum, Jurnalistik, Astronomi Melayu, hingga Perubatan/Kedokteran melayu

Sebelum ziarah ke makam Raja Ali Haji, Dr. Agung dan istri singgah ke Kantor Balai Maklumat Pulau Penyengat yang dikelola oleh Yayasan Kebudayaan Indera Sakti. Di Balai Maklumat ini, dia disambut oleh pengelola Balai Maklumat Pulau Penyengat, Raja Malik Hafrizal.

Raja Malik menyambut baik kedatangan Dr. Agung dan istri. Ia kemudian memperlihatkan beberapa manuskrip kuno melayu yang disimpan oleh Balai Maklumat. 

Balai Maklumat Pulau Penyengat ini selama ini menjadi rujukan bagi ramai orang untuk meneliti dan mencari referensi karya intelektual Melayu yang pernah wujud di Pulau Penyengat. 

Menurut Raja Malik, Balai Maklumat sangat terbuka untuk kerja sama tentang penelitian dan penerbitan dan jika UMRAH berminat untuk dua hal tersebut maka akan disiapkan segala sesuatunya

Dr. Agung mengungkapkan ketertarikannya terhadap khazanah yang disimpan oleh Balai Maklumat ini.

“UMRAH menyandang nama Raja Ali Haji, jadi memang khasanah budaya melayu harus menjadi kekuatan utama kita” ujar Dr. Agung. 

Menanggapi apa yang disampaikan Dr. Agung, Raja Malik menyampaikan bahwa Balai Maklumat sangat terbuka untuk terlibat bersama sivitas akademika UMRAH. “Apa yang bisa kami bantu,kami bantu” ujar Malik.

Apalagi menurut Raja Malik, isi naskah kuno yang disimpan balai maklumat diharapkan dapat terselamatkan dan dapat dipelajari. 

“Soal fisiknya, walau dengan Keterbatasan yang ada, tetap diupayakan untuk diselamatkan”  

“Kita menyimpan hampir 500 koleksi naskah kuno disini termasuk surat-surat lama , dari berbagai disiplin ilmu termasuk bahan-bahan penting peraturan-peraturan penting yang pernah dibuat pada zaman kerajaan tentang pengelolaan tanah, kepemilikan, pengaturan laut dalam bahasa melayu, dengan aksara arab melayu ” Ujar Raja Malik. 

Dr. Agung mengungkapkan rencana awal yang masih sangat dasar, yaitu ingin menjadikan UMRAH sebagai landmark Kepri dengan membuka  Fakultas Ilmu Budaya.Kemudian nanti juga bakal ada Museum Budaya Bahari. Kemudian terkait dengan museum budaya juga akan coba dicari pembiayaannya agar suatu saat misalnya manuskrip kuno dapat disimpan dan terawat di tempat yang semestinya

“Kalau tidak tentu menjadi rusak, beberapa tahun kemudian tidak bisa dibaca lagi, maka itu mesti ada penanganan khusus” Ujar Dr. Agung. 

Mendengar hal ini, Raja Malik justru senang sekali, menurutnya Fakultas Ilmu Budaya di Kepri ini sudah diharapkan oleh banyak orang untuk hadir di Kepri.

Selintas kemudian dia melontarkan ide yang menarik untuk diwujudkan oleh UMRAH,

 “UMRAH simpanlah dalam bentuk salinan digital semua manuskrip yang ada di Balai Maklumat” gagas Raja Malik

Seperti gayung bersambut, Dr. Agung kemudian menanggapi ide ini dengan merencanakan sebuah Koleksi digital khusus Pulau Penyengat di Perpustakaan UMRAH nantinya.

“Jadi ketika orang datang ke UMRAH, bisa menemukan salinan digital manuskrip karya-karya pulau penyengat ini, bahwa nanti ketika ingin menelusuri naskah aslinya dapat diarahkan ke Balai Maklumat Penyengat” ujar Dr. Agung.

Menyandang nama Raja Ali Haji, ungkap Dr. Agung seperti sebuah amanah dan tanggung jawab untuk bagi UMRAH menjaga nama tokoh besar ini. 

“Sekaligus menjadi Tanggung jawab kita juga untuk terus mengembangkan gagasan pemikirannya, tak hanya Raja Ali Haji saja, namun semua pemikir Melayu yang dihasilkan oleh rantau ini” jelas Dr. Agung.

Usai dari Balai Maklumat, dengan Didampingi oleh Raja Malik, Dr. Agung dan Istri kemudian mengunjungi Komplek Pemakaman Engku Putri Raja Hamidah untuk menziarahi Makam Raja Ali Haji yang tidak terlalu jauh dari Balai Maklumat.

Setelah ziarah, di tengah perjalanan kembali ke Pelabuhan, Dr. Agung berhenti sejenak di Situs Cagar Budaya Gedung Tabib. Tatapannya mengarah ke papan cagar budaya. Di situ tertera cerita tentang gedung yang menjadi tempat tinggal Raja Haji Daud, Tabib(dokter) Kerajaan dan Peracik Obat kerajaan.  

Jika disandingkan dengan zaman sekarang, gedung tabib ini tak ubahnya seperti klinik pada masa sekarang. Narasi Sejarah Gedung Tabib ini menurut Dr. Agung bisa menjadi narasi historis untuk Pembentukan Fakultas Kedokteran UMRAH nantinya.     

Editor : Adi Pranadipa

Ketua DWP UMRAH, Santi, Rektor UMRAH, Dr Agung Dhamar Syakti, dan Raja Malik Hafrizal

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini