Dompak – Universitas Maritim Raja Ali Haji menghadirkan Tuan Guru Bajang (TGB), Dr. K.H. Zainul Majdi, L.c, M.A sebagai narasumber Kuliah Umum yang digelar secara bauran luring dan daring di Gedung Auditorium Dompak dan melalui aplikasi Zoom Meeting, selasa(08/02/2022).

Dalam kuliah umum yang bertajuk Membangun Ekosistem Ekonomi Syariah, TGB menyampaikan bahwa proses ekonomi sederhana dalam ekonomi islam adalah bagi hasil yang berarti aktivitas ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, empati yang sesuai dengan nilai agama dan juga peran sosial ekonomi dan juga pemberdayaan.

Kemudian menurut TGB adalah ketika bicara tentang ekosistem ekonomi syariah yang lebih luas, ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan secara bersama agar ekosistem ekonomi syariah bisa terbangun dan kemudian membesar menjadi bagian yang signifikan dari perekonomian nasional karena aktivitas ekonomi di Republik Indonesia adalah bermuara untuk memperkuat ekonomi nasional.

” Berbicara ekosistem, salah satunya adalah paket regulasi, bahkan menurut saya, paket regulasi ekonomi syariah yang paling lengkap di seluruh dunia adalah Indonesia, bahkan negara-negara arab tidak selengkap indonesia dalam soal regulasi Ekonomi Syariahnya” Kata TGB dalam Paparannya.

Kalau berbicara sektor perbankan, Indonesia sudah lama memiliki Undang-undang tentang perbankan syariah, berbicara tentang asuransi syariah, indoensia sudah punya undang-undang tentang itu, jika berbicara soal Surat Hutang Syariah, Indonesia memiliki instrumen Sukuk untuk mendukung pembangunan.

“Bahkan kita juga sudah memiliki Undang-undang Jaminan Produk Halal, Wakaf, Haji lalu Zakat yang semuanya itu adalah bagian ekosistem Ekonomi Syariah, inilah yang membuat paket regulasi ekonomi syariah di Indonesia itu cukup lengkap” Ujar TGB yang juga Wakil Komisaris BSI ini.

Selain Regulasi, dalam ekosistem Ekonomi Syariah juga ada peran Institusi. Institusi Ekonomi syariah yang berkembang di Indonesia makin lengkap berkembang di masyarakat ungkap TGB. Kini negara berperan mejadi pemain besar institusi ekonomi syarah dengan melakukan konsolidasi semua perbankan syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). BSI kini menjadi Bank ketujuh di indonesia dengan kapitalisasi pasar yang besar di Indonesia.

Kemudian langkah ketiga menurut TGB adalah kontribusi Individu yang luas untuk ambil bagian dalam ekosistem Ekonomi Syariah ini dengan misalnya menjadi nasabah layanan finansial syariah.

Khusus untuk UMRAH, TGB punya pandangan tersendiri.

“Jauh sebelum ada yang diistilahkan sebagai sustainable Finance, Islam sudah lebih dahulu memperkenalkan Value tersebut, yaitu berbisnis yang tidak boleh membuat bumi menderita, ini value syariah. Jadi perusahan yang menebang pohon, tidak boleh didanai oleh bank syariah karena bertentangan dengan prinsip ekonomi syariah” ujar TGB

Kalau berbicara dengan Sustainable Economic, menurut TGB, salah satu batu penjurunya untuk sekarang dan masa depan adalah Ekonomi Maritim.

“Nah disinilah menurut saya UMRAH bisa mengambil bagian dari tantangan ini, jadi bagaimana UMRAH mengembangkan pola-pola pemanfaatan maritim yang ramah dan berkelanjutan , yang tidak menurunkan kualitas lingkungan” Ujar TGB.

Dengan kata lain ekonomi biru dengan value islami.

“Jadi kalau kita bicara Islami itu bukan pakai peci atau sarung, tapi berbasis Value (Nilai). Ketika ananda para mahasiswa UMRAH berhasil mengembangkan bussiness model yang berbasis pada potensi maritim dengan kemudian memperhatikan keberlanjutan dan hal-hal baik tersebut, maka ananda sudah berhasil mengembangkan model bisnis yang islami” Ucap TGB mengakhiri syarahannya.

Editor : Adi Pranadipa

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Rafidh Cell

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini