Abdul Malik,
IDEALNYA kuantitas lulusan dan kualitas pendidikan berbanding lurus. Artinya, makin banyak peserta didik yang lulus dalam suatu ujian—ujian akhir setiap jenjang dan jenis pendidikan, misalnya—makin baik pula mutu pendidikan. Begitu pula sebaliknya.
Sayangnya, setakat ini dunia pendidikan sekolah kita belum berada pada kondisi yang ideal itu. Hal itu bermakna masih terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan pendidikan sekolah kita pada peringkat nasional, umumnya, dan Provinsi Kepulauan Riau dengan sebagian besar kota dan kabupatennya, khususnya. Kenyataan yang bertolak belakang itu dapat kita amati berdasarkan capaian (hasil) Ujian Nasional (UN) Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berlangsung belum lama ini. Untuk membahas hal yang amat penting dan genting (krusial) itu, tulisan ini menggunakan data Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia (2013).
Laporan itu memang diterbitkan untuk mendorong perbaikan pendidikan sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan di negara ini. Dalam hal ini, mutu pendidikan seyogianya merujuk kepada standar mutu nasional pendidikan yang tercermin dari hasil UN. Karena apa? Karena soal-soal UN merupakan soal-soal tes baku (standar) secara nasional. Dengan demikian, makin tinggi hasil UN yang dicapai oleh setiap provinsi, kota/kabupaten, dan lembaga pendidikan, makin tinggi pulalah mutu pendidikan di tempat itu. Sebaliknya, makin rendah capaian UN-nya, makin rendah pula kualitas pendidikan.
Kelulusan peserta didik pendidikan dasar (SMP/MTs/SMPT) dan pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) kita untuk Tahun Pelajaran 2012/2013 ditetapkan berdasarkan ketentuan ini: 60 persen NS (nilai ujian sekolah) ditambah 40 persen UN. Hal itu berarti, untuk setiap mata pelajaran, jika seorang peserta didik memperoleh NS = 8,00 dan UN = 1,75; maka dia akan memperoleh nilai akhir (NA) = (8,00 x 0,60) + (1,75 x 0,40) = 4,80 + 0,70 = 5,50. Dengan demikian, peserta didik tersebut dinyatakan lulus. Padahal, lihatlah nilai UN-nya yang hanya 1,75 itu. Begitulah ironis dan kronisnya kualitas pendidikan kita setakat ini.
Kuantitas kelulusan peserta didik kita di Provinsi Kepulauan Riau, termasuk seluruh kota dan kabupatennya, pada Ujian Akhir Tahun Pelajaran 2012/2013 sungguh fantastis, bahkan boleh disebut spektakuler. Betapa tidak? Untuk jenjang pendidikan dasar (SMP/MTs/SMPT) yang terdiri atas 322 sekolah dengan 20.780 peserta, yang dinyatakan lulus adalah 20.513 siswa (98,715 persen) dan yang tak lulus hanya 267 siswa (1,285 persen). Untuk jenjang pendidikan menengah, SMK yang terdiri atas 60 sekolah dan 5.849 peserta, siswa yang lulus mencapai 5.848 orang (99,99 persen) dan yang tak lulus hanya 1 orang (0,01 persen). SMA/MA Program Studi Bahasa terdiri atas 1 sekolah dengan 23 peserta ujian. Siswa yang lulus 23 orang (100,00 persen). SMA/MA Program Studi IPS terdiri atas 120 sekolah dan peserta ujian akhirnya 7.024 orang. Yang dinyatakan lulus mencapai 6.971 siswa (99,245 persen) dan yang tak lulus hanya 53 orang (0,755 persen). SMA/MA Program Studi IPA terdiri atas 87 sekolah dengan jumlah peserta 3.708. Apakah hasil ujiannya? Kesemuanya (100,00 persen) dinyatakan lulus.
Dengan memperhatikan NA Ujian Akhir Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk Provinsi Kepulauan Riau itu, kita tentulah beranggapan bahwa program pendidikan dasar dan menengah di negeri yang kita cintai ini telah berhasil mencapai tujuannya, dengan mutunya yang fantastis, bahkan spektakuler tadi. Betapa tidak? Data yang dikemukakan di atas merupakan bukti nyatanya. Akan tetapi, kita tak boleh terkecoh dengan hasil kelulusan beradasarkan NA untuk melihat mutu pendidikan kita. Capaian itu diperoleh berdasarkan rumus yang dikemukakan di atas. Oleh sebab itu, marilah kita lihat capaian UN-nya. Pemeriannya dilakukan secara berturut-turut berdasarkan kota/kabupaten yang berhasil meraih jumlah kelulusan dari yang dengan persentase tertinggi (paling banyak siswanya yang lulus UN) sampai yang terendah (paling sedikit siswanya yang lulus UN) meliputi pendidikan dasar (SMP/MTs/SMPT) dan pendidikan menengah (SMK/SMA/MA) yang dibandingkan dengan persentase rata-rata nasional UN. Lalu, diperikan persentase kelulusan UN peringkat provinsi, dalam hal ini Provinsi Kepulauan Riau saja sebagai contoh kasus, yang juga dibandingkan dengan rerata nasional.
Kabupaten Natuna menempati peringkat pertama kelulusan UN SMP/MTs/SMPT Tahun Pelajaran 2012/2013 di Provinsi Kepulauan Riau. Dari 32 sekolah dengan 1.230 peserta UN, kabupaten yang banyak memiliki kawasan terpencil ini ternyata berhasil meluluskan 935 siswa (76,016 persen), sedangkan yang tak lulus 295 siswa (23,984 persen).
Kabupaten Kepulauan Anambas, pecahan Kabupaten Natuna, berhasil meraih peringkat ke-2. Dari 20 sekolah dengan 676 peserta UN, kabupaten yang tak kurang daerah terpencilnya itu mampu meluluskan 366 peserta (54,142 persen). Dengan demikian, yang tak lulus 310 siswa (45,858 persen).
Kabupaten Karimun menempati peringkat ke-3. Dari 57 sekolah dengan 3.485 peserta, kabupaten yang tak lama lagi akan dipecah dua ini hanya mampu meluluskan 1.855 siswa (53,228 persen). Sisanya, 1.630 peserta (46,772 persen) tak lulus jika mengacu kepada hasil UN.
Kota Batam hanya mampu berada di peringkat ke-4. Dari 119 sekolah dengan 9.401 peserta UN, kota yang digelar juga Metropolitan Kepulauan Riau ini hanya berhasil meluluskan 4.941 siswa (52,558 persen) dan yang tak lulus 4.460 siswa (47,442 persen).
Kabupaten Bintan, induk semua kota dan kabupaten di Kepulauan Riau, hanya dapat bertengger di peringkat ke-5. Sekolahnya ada 33 dan 1.888 siswa menjadi peserta UN. Hasilnya adalah yang lulus hanya 785 siswa (41,578 persen), sisanya 1.103 (58,422 persen) tak lulus UN.
Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau, terpuruk di peringkat ke-6. Dengan jumlah sekolah 26 dan peserta UN-nya 2.835 orang, kota yang paling tua di Kepulauan Riau ini hanya sanggup meluluskan 1.123 siswa (39,612 persen); sedangkan 1.712 siswa (60,388 persen) Kota Bauksit ini tak lulus UN.
Kabupaten Lingga harus puas menempati urutan yang terbawah. SMP/MTs/SMPT-nya ada 35 dengan peserta UN 1.265 siswa. Dari jumlah itu, siswa yang lulus hanya 381 orang (30,881 persen). Lebihan terbesarnya yakni 884 siswa (69,881 persen) siswa di Negeri Bunda Tanah Melayu ini belum berhasil mencapai hasil kelulusan UN.
Kepulauan Riau, pada peringkat provinsi, memiliki 322 SMP/MTs/SMPT yang mengikutkan siswanya UN 20.780 orang. Provinsi ke-31 di Indonesia ini hanya mampu membuat siswa SMP/MTs/SMPT-nya lulus UN 10.386 orang (49.981 persen). Sisanya, 10.394 (50,019 persen) siswanya tak lulus UN 2012/2013.
Semua kota/kabupaten se-Kepulauan Riau hasil UN SMP/MTs/SMPT-nya sungguh memprihatinkan kita, kecuali Kabupaten Natuna. Persentase kelulusannya berada di bawah rerata nasional. Di peringkat provinsi pun, rata-rata hasil UN Provinsi Kepulauan Riau berada di bawah rerata nasional. Dalam hal ini, rerata hasil kelulusan UN SMP/MTs/SMPT nasional adalah 56,187 persen. Untuk Tahun Pelajaran 2012/2013 ini hanya Kabupaten Natuna yang mampu mengatasi rerata nasional itu. Alhasil, rerata mutu pendidikan SMP/MTs/SMPT kita secara nasional pun masih jauh dari kategori baik.
Kita beralih ke SMK. Kabupaten Kepulauan Anambas berada di puncak. Ada 133 (89,865 persen) siswanya lulus UN. Yang tak lulus hanya 15 orang (10,135 persen).
Kabupaten Natuna berada di peringkat ke-2. Siswa SMK Kabupaten Natuna 120 orang (85,106 persen) lulus UN, sedangkan yang tak lulus hanya 21 orang (14,894 persen).
Kabupaten Bintan berhasil menempatkan dirinya di posisi ke-3. Siswa SMK kabupaten ini 214 orang (82,625 persen) lulus UN. Selebihnya, yang tak lulus hanya 45 orang (17,375 persen).
Kota Tanjungpinang menempati urutan ke-4. Ada 1.053 siswa (78,876 persen) yang lulus, sedangkan yang tak lulus 282 siswa (21,124 persen).
Kota Batam harus puas menempati posisi ke-5 saja. Pasal, 2.568 (78.436 persen) siswanya lulus, lebihannya 706 (21,564 persen) siswanya tak lulus UN.
Kabupaten Karimun hanya mampu berada di peringkat ke-6. Kabupaten ini meluluskan 426 (75,000 persen) siswanya, sedangkan yang tak lulus 142 (25 persen).
Kabupaten Lingga terpaut jauh dan masih menempati urutan terbawah. Cuma 66 (53,226 persen) siswa yang lulus. Selebihnya, 58 (46,774 persen) siswa tak lulus UN.
Provinsi Kepualauan Riau berhasil meluluskan 4.580 (78,304 persen) siswa. Yang tak lulus ada 1.269 (21,696 persen) siswa. Persentase kelulusan UN SMK itu ternyata berada di atas rerata nasional yang hanya 71,395 persen. Semua kota/kabupaten di Kepulauan Riau persentase kelulusannya berada di atas rerata nasional, kecuali Kabupaten Lingga. Bagaimanakah halnya dengan kelulusan UN SMA/MA di daerah ini?
Kabupaten Bintan berada di puncak sekaligus terbawah kelulusan SMA/MA Bahasa. Pasal, hanya kabupaten ini yang memiliki satu-satunya SMA Bahasa di Provinsi Kepulauan Riau. Angka kelulusan UN-nya hanya 5 orang (21,739 persen) yang lulus, sedangkan 18 (78,261 persen) siswa tak lulus. Persentase kelulusan itu jauh berada di bawah rerata nasional UN SMA/MA Bahasa yaitu 60,339 persen walaupun persentase nasional itu pun belumlah tergolong baik.
Peringkat kelulusan UN untuk SMA/MA IPS secara berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah berikut ini. Kabupaten Natuna: lulus 433 siswa (87,123 persen), tak lulus 64 siswa (12,877 persen); Kabupaten Kepulauan Anambas: lulus 179 siswa (73,061 persen), tak lulus 66 siswa (26,939 persen); Kota Batam (dan selanjutnya terpaut jauh): lulus 1.495 siswa (56,034 persen), tak lulus 1.173 siswa (43,966 persen); Kota Tanjungpinang: lulus 440 siswa (46,414 persen), tak lulus 508 siswa (53,586 persen); Kabupaten Karimun: lulus 481 siswa (32,152 persen), tak lulus 1.015 siswa (67,848 persen), Kabupaten Bintan: lulus 179 siswa (28,278 persen), tak lulus 454 siswa (71,722 persen); terakhir Kabupaten Lingga: lulus 122 siswa (22,719 persen), tak lulus 415 siswa (77,281 persen).
Provinsi Kepulauan Riau secara keseluruhan kelulusan UN SMA/MA IPS adalah 3.329 siswa (47,395 persen), sedangkan tak lulus 3.695 (52,605 persen). Persentase kelulusan itu berada di bawah rerata kelulusan nasional yaitu 60,437 persen. Kecuali Natuna dan Anambas, semua kota dan kabupaten di daerah ini capaian UN SMA/MA IPS-nya berada di bawah rerata nasional walaupun persentase nasional itu juga tergolong belum baik.
Peringkat kelulusan UN untuk SMA/MA IPA berikut ini. Kabupaten Natuna: lulus 353 siswa (99,157 persen), tak lulus 3 siswa (0,843 persen); Kota Batam: lulus 911 (79,563 persen), tak lulus 234 siswa (20,437 persen); Kabupaten Kepulauan Anambas: lulus 52 siswa (78,788 persen), tak lulus 14 siswa (21,212 persen); Kota Tanjungpinang: lulus 496 siswa (66,222 persen), tak lulus 253 siswa (33,778 persen); Kabupaten Karimun: lulus 432 siswa (52,174 persen), tak lulus 396 siswa (47,826 persen), Kabupaten Bintan: lulus 164 siswa (49,249 persen), tak lulus 169 siswa (50,751 persen); dan Kabupaten Lingga: lulus 111 siswa (48,052 persen), tak lulus 120 siswa (51,948 persen).
Secara keseluruhan, kelulusan UN SMA/MA IPA Provinsi Kepulauan Riau adalah 2.519 siswa (67,934 persen) dan tak lulus 1.189 siswa (32,066 persen). Persentase siswa yang lulus itu berada di bawah rerata nasional yang telah mencapai 72,771 persen. Kecuali Kabupaten Natuna, Kota Batam, dan Kabupaten Kepulauan Anambas; persentase kelulusan siswa di kota dan kabupaten lain masih di bawah rerata nasional.
Ternyata, prestasi kelulusan ujian akhir 2012/2013 yang mencapai di atas 98,00 persen untuk pendidikan SMP/MTs/SMPT, SMK, dan SMA/MA kita, diperoleh dari hasil ujian sekolah (NS) yang proporsi kontribusinya memang sangat besar untuk penentuan kelulusan yakni 60,00 persen. Padahal, dilihat dari hasil UN nyata sekali bahwa mutu pendidikan kita masih sangat memprihatinkan, masih jauh dari harapan.
Walaupun begitu, prestasi SMK kita, kecuali di Kabupaten Lingga, telah tergolong baik karena bukan hanya berada di atas rerata nasional, melainkan juga persentase kelulusannya telah mencapai 78,304 persen. Prestasi itu harus dipertahankan dan ditingkatkan terus ke depan ini.
Dalam hal masih rendahnya mutu pendidikan di Negeri Segantang Lada ini, pengecualian harus dibuat sekaligus patutlah diberikan apresiasi kepada Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas. Kedua kabupaten terluar itu ternyata mampu meraih prestasi yang luar biasa dan sangat membanggakan pada 2012/2013 ini. Semoga prestasi itu dapat terus ditingkatkan sehingga akan mematahkan mitos: keterpencilan jarak bukanlah hambatan untuk berprestasi. Kota dan kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Riau seyogianya bergegas agar peserta didik kita dapat menikmati pendidikan sekolah yang benar-benar bermutu, yang menjadi salah satu misi pendidikan kita. Pasal, kesenjangan mutu pendidikan akan berdampak luas pada semua bidang kehidupan.@@@