Jakarta  – Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA menandatangani Nota kesepahaman (MoU) bersama United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Kantor Pusat UNHCR, Menara Ravindo, Jakarta Pusat. Rabu (23/06). 

Penandatanganan MoU tersebut langsung dihadiri oleh Mrs. Ann Maymann, Representative of the UNHCR Indonesia bersama dengan perwakilan UNHCR Sumatera, Dwita Aryani dan Franky Lukitama selaku Senior Protection Assistant di wilayah Kepulauan Riau.

Dalam kerjasama yang berfokus pada Enhancing Protection and Humanitarian Assistance for Refugees and Asylum Seekers in Indonesia, Rektor UMRAH ingin mendorong program kerjasama ini ke Perguruan Tinggi di Indonesia yang sebelumnya sudah lebih dahulu memiliki kerjasama bersama UNHCR agar dapat memberikan kesempatan belajar di jenjang perguruan tinggi.

“Kerjasama ini sesuai dengan kurikulum Merdeka Belajar, Kampus Merdeka yang diusung oleh Mas Menteri Nadiem Makarim. Harapannya niat baik kita agar para pengungsi mendapatkan hak belajar-nya dapat diwujudkan dengan dukungan payung hukum yang diberikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan” ucap Rektor di akhir pertemuan.

Rektor menambahkan value universitas sebagai environmental universal juga harusnya sangat merefleksikan keterbukaan dan inklusivitas untuk semua orang. Terlebih, UMRAH yang wilayahnya ada pengungsi/ refugee harus dapat memberi bantuan untuk pendidikan karena belajar merupakan hak asasi manusia dan mereka (pengungsi) harusnya dapat dialih perankan sebagai agen daripada dilabeli sebagai beban.

“Jumlah pencari suaka yang singgah di Provinsi Kepulauan Riau, dan bahkan di Indonesia sebenarnya sangat minor dalam skala global, sehingga, jika disesuaikan dengan motto Sustainable Development Goals “no one left behind”, semestinya hati kita terpanggil untuk tidak membiarkan orang susah di sekitar kita.” ujar Prof Agung.

Statement Rektor tersebut disambut baik oleh Bu Ann, begitu beliau sering disapa, yang mana menurut beliau kebanyakan dari pengungsi memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang baik di negeri asalnya. 

Sehingga sangat memungkinkan untuk menciptakan hal-hal produktif di masyarakat melalui pengembangan pelatihan vokasional yang mungkin dapat membukakan lapangan pekerjaan, dan disanalah kekuatan Universitas yang sebenarnya jauh lebih mampu dibanding UNHCR dalam mendorong perubahan positif pada kebijakan pemerintah.

Turut mendampingi pada pertemuan itu Ary Satia Dharma, S.Sos., M.Si Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama UMRAH, dan  Dhani Akbar, S.S, M.A Dosen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UMRAH.

Kontributor : Dhani Akbar

Editor : Adi Pranadipa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini