TANJUNGPINANG – Berkomitmen dalam upaya mencetak SDM Unggul dan Siap Kerja, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) melalui UPA Pengembangan Karir dan Kewirausahaan beri pembekalan soft skills kepada 607 calon Wisudawan ke XX UMRAH. Dilaksanakan daring melalui zoom meeting. Sabtu (11/3/2023).

Pembekalan yang berjalan dari pagi hingga petang hari itu menghadirkan lima orang narasumber yang memiliki kapabilitas tinggi pada bidangnya masing-masing. Tercatat sebanyak 380 calon wisudawan ke XX UMRAH mengikuti kegiatan yang ditaja oleh Unit Penunjang Akademik (UPA) yang baru berdiri di UMRAH tersebut.

Dr. Rafki Rasyid, Kepala UPA Pengembangan Karir dan Kewirausahaan UMRAH dalam laporannya menyampaikan bahwa melalui kegiatan tersebut para calon wisudawan UMRAH akan dapat memahami strategi untuk mengembangkan karir di dunia kerja sekaligus bisa termotivasi untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha.

Menurutnya dengan berwirausaha, para sarjana akan dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga akan berkontribusi pada pencipataan lapangan pekerjaan yang secara otomatis akan mengurangi angka pengangguran.

Rafki mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan itu, khususnya Rektor dan seluruh civitas akademika UMRAH juga para narasumber yang telah meluangkan waktu berbagi ilmu dalam kegiatan tersebut.

Rektor UMRAH, Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada UPA Pengembangan Karir dan Kewirausahaan UMRAH selaku pelaksana kegiatan.

Rektor Agung berharap kegiatan itu dapat menyumbang menaikkan Indikator Kinerja Utama (IKU) UMRAH khususnya IKU 1. Dimana, indikator dari IKU 1 adalah diterimanya lulusan UMRAH dalam waktu kurang dari 6 bulan dengan upah yang diterima 1,2 kali Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku atau indikatornya apabila lulusan UMRAH membuka usaha sendiri (berwirausaha). Selain itu menurut Rektor lulusan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi juga masuk dalam poin IKU 1.

Pada kesempatan itu Rektor turut menyampaikan apresiasinya kepada seluruh narasumber kegiatan tersebut, khususnya salah satu narasumber yang merupakan alumni UMRAH yang berhasil menjadi wirausahawan di Jawa Tengah. Rektor UMRAH menghimbau agar seluruh mahasiswa calon wisudawan mendengarkan paparan seluruh narasumber dan mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai.

Muhammad Hafid Ridho, narasumber pertama berasal dari Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau. Merupakan karyawan yang terbilang relatif baru di Bank Indonesia menyampaikan pengalamannya lolos tes di Bank Indonesia.

Dengan gamblang Hafid Ridho menyampaikan strategi agar bisa lolos tes masuk Bank Indonesia kepada para calon wisudawan. Selain itu Hafid Ridho juga berbagi tips dalam memulai berwirausaha dan bagaimana cara agar mendapatkan pendampingan dari Bank Indonesia dalam mengembangkan usaha mikro dan kecil. Bahkan Hafid Ridho langsung membagikan link kepada peserta pembekalan untuk mendata mahasiswa yang telah memiliki bisnis sendiri untuk dimasukkan dalam program pembinaan Bank Indonesia.

Narasumber berikutnya adalah Tulus Ari Wibowo yang merupakan alumni UMRAH jurusan Akuntansi. Tulus menyampaikan bahwa sejak kuliah dirinya telah berstatus sebagai honorer di Pemprov Kepri maupun Pemko Tanjungpinang. Setelah bertahun-tahun dirinya bekerja di pemerintahan, Tulus menemukan titik jenuh sehingga memutuskan untuk keluar dan memulai usahanya sendiri. Tulus pulang ke Banyumas, Jawa Tengah dan membuka usaha depo air minum Pinang Mas. Pinang Mas ini diambil dari nama Tanjungpinang dan Banyumas. Saat ini depo air minumnya telah sangat dikenal di kampung-kampung sekitar dan diburu konsumen.

Tidak hanya itu, Tulus kemudian meluaskan usahanya dengan membuka bengkel aksesoris mobil. Usaha itupun berkembang pesat. Banyak konsumen yang merasa puas atas pekerjaan yang dilakukan oleh bengkel yang didirikannya. Saat ini Tulus juga akan meluaskan usahanya ke usaha kuliner dengan membuka usaha makanan soto yang terinpirasi dari soto di Tanjunpinang. Berawal dari menggotong galon kesana kemari usahanya itu akhirnya sukses seperti sekarang ini.

Ketekunan dan kerja keras menurutnya adalah kunci dari kesuksesan. “Tidak boleh malu, walaupun memiliki gelar sarjana.” Ucap Tulus kepada peserta pembekalan.

Narasumber ketiga, Lisa Yulia. Pengusaha muda yang saat ini masih berusia di bawah 35 tahun, berhasil menduduki posisi CEO di perusahaan pelayaran terbesar di Batam.

Saat ini dirinya masih berusia 28 tahun. Hal itu dimulai dari mimpi ingin bekerja di perusahaan asing. Lisa masuk Akademi Bahas Asing untuk mewujudkan cita-citanya itu walaupun kala itu harus meminjam dari kakaknya yang akan menikah. Sehingga menurutnya pernikahan kakaknya harus diundur karena uangnya dipinjam untuk dirinya kuliah.

Lebih lanjut dirinya berkisah, setelah tamat kuliah ia memutuskan untuk berangkat ke Batam dan akhirnya diterima bekerja di salah satu perusahaan di Batam. Niatnya melamar pekerjaan sekretaris kandas karena tidak punya pengalaman sebagai sekretaris. Akhirnya Lisa tertarik melamar ke perusahaan pelayaran. Dia diterima bekerja di PT Batam Samudera yang merupakan perusahaan pelayaran terbesar di Batam.

Merangkak dari bawah, karirnya melejit dalam waktu yang cepat sehingga menjadi CEO di perusahaan tesebut. Belasan tahun memimpin lima perusahaan di bawah group Batam Samudera akhirnya tidak membuat Lisa puas. Lisa memutuskan keluar dan mendirikan usaha pelayarannya sendiri. Saat ini Lisa merupakan founder dan owner dari perusahaan pelayaran PT Pelayaran Kencana Global dan telah mempekerjakan sekitar 200 orang karyawan.

Capaian itu berlangsung dalam waktu yang sangat cepat di usia yang relatif masih sangat muda. Para peserta dimotivasi untuk bisa mengejar mimpinya seperti yang dilakukan oleh Lisa.

Narasumber keempat adalah Muhammad Zikra, merupakan HR dari PT Schneider Electric. Saat ini Zikra mengurusi sekitar 4.000 orang Manager karyawan di curriculum vitae perusahaannya. Zikra juga memberikan motivasi kepada seluruh peserta untuk bisa membekali diri dengan bahasa asing. Karena menurutnya mau tidak mau setiap pelamar kerja saat ini harus memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.

“Apalagi di Kepri ini 80 persen perusahaan yang ada adalah perusahaan asing. Sehingga jika tidak memiliki kemampuan bahasa asing, maka akan sulit untuk diterima bekerja.” Ucapnya.

Selain itu Zikra membagikan banyak sekali pengalaman bekerja di berbagai perusahaan di Kalimantan Timur, Jakarta, hingga Batam. Para peserta dengan sangat antusias mendengarkan pemaparan Zikra tersebut.

Selanjutnya Hendro Hartanto, General Manager (GM) PT Wasco Engineering Perusahaan Maritim yang ada di Batam yang saat ini memiliki lebih dari 3.000 karyawan menjadi narasumber kelima. Hendro yang merupakan lulusan Akuntansi dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta tidak menyangka bisa menduduki posisi GM di perusahaan galangan kapal dan offshore seperti PT Wasco.

Menurutnya semua berawal dari mimpi dirinya untuk bekerja di perusahaan asing bahkan di luar negeri. Hendro sempat bekerja di perusahaan di Singapura sebelum akhirnya berlabuh di PT Wasco. Hendro banyak sekali memberikan motivasi dan tips bagaimana seharusnya perilaku sarjana setelah diwisuda. Hendro juga setuju dengan narasumber lainnya bahwa Bahasa Inggris itu harus dimiliki oleh para lulusan perguruan tinggi.

Selain itu turut disampaikan olehnya bahwa hard dan soft skills yang berhubungan dengan bidang pekerjaan juga tidak kalah penting. soft skills Hard skills berhubungan dengan sikap, kepemimpinan, integritas, kedisiplinan dan lain sebagainya. Hendro juga menyarankan agar para calon wisudawan juga berinvestasi di bidang peningkatan kompetensi agar lebih mudah diterima bekerja di perusahaan terutama perusahaan asing.

Kegiatan pembekalan untuk calon wisudawan ke XX UMRAH itu ditutup pada pukul 16.30 WIB oleh Kepala UPA Pengembangan Karir dan Kewirausahaan, Dr. Rafki Rasyid.

Rafki berpesan agar para calon wisudawan UMRAH untuk menyerap semua yang telah disampaikan oleh seluruh narasumber agar bisa menjadi bekal dalam menghadapi dunia kerja nantinya.

Rafki menganalogikan dunia kerja itu seperti hutan yang masih belum dikenal oleh para lulusan UMRAH. Sehingga para lulusan UMRAH perlu diberikan pembekalan agar tidak tersesat di tengah hutan belantara yang luas.

Laporan: UPA Pengembangan Karir dan Kewirausahaan | Editor: Rendi/Humas UMRAH